Dasar Teori
Chironomidae
merupakan keluarga nematoceran flies yang memiliki distribusi
global. Berkerabat dengan Ceratopogonidae,
Simuliidae,
dan Thaumaleidae.
Larva
dapat ditemukan hampir disetiap perairan, warna larva biasanya merah terang dan
sangat menarik perhatian, berukuran lebih kurang 1cm, bagian mulut biasanya
terlihat jelas, jenis larva ini biasa dikenal dengan nama cacing darah.
Larva
ini biasa dijadikan sebagai organisme indikator atau indikator biologis.
Keberadaannya di perairan mengindikasikan adanya polusi. Fosil larva ini juga
dapat dijadikan indikator mengenai perubahan lingkungan pada masa lampau.
Menurut
Cambell et al (2009), kromosom adalah materi berbentuk benang pembawa
informasi genetik yang dapat ditemukan di nukleus pada sel eukariotik. Pada sel
prokariotik kromosom merupakan pembawa informasi genetik utama. Kromosom dapat
diamati dengan jelas selama pembelahan mitosis atau meiosis. Pada kromosom
terdapat rantai double helix DNA dengan panjang ± 4 cm, ribuan kali
lebih panjang dari diameter nukleus. Setiap rantai double helix ini
dikemas sedemikian rupa hingga terbentuk kromosom dan dapat disimpan dalam
nukleus. Penyimpanan double helix ini berkaitan erat dengan protein
kecil yang disebut histone (Campbell et al, 2009).
Dalam
siklus sel, kromosom lebih sering berada dalam wujud kromatin, serabut panjang
dan tipis. Selagi sel bersiap untuk membelah, baik mitosis maupun meiosis,
kromatin kemudian menggulung untuk membentuk kromosom. Pada kondisi ini,
kromosom dapat diamati di bawah mikroskop cahaya (Campbell et al, 2009).
Kromosom
politen adalah salah satu jenis kromosom unik yang dapat dijumpai pada
organisme eukariotik di samping beberapa jenis kromosom unik lainnya. Kromosom
unik lainnya adalah lampbrush chromosome, kromosom-B, dan kromosom
holokinetik (Anonim, 2009). Pada percobaan ini akan banyak dibahas mengenai
kromosom politen.
Pada
kelenjar ludah organisme dari ordo diptera, ketika sel mencapai tahap
interfase, kromosom mengalami replikasi hingga 10 kali tanpa pernah memasuki
tahap mitosis. Akibatnya, sister chromatids tidak pernah terpisah dan
setiap kromosom terdiri dari 1024 double helices. Selain itu, karena kromosom
homolog pada tahap interfase berpasangan dengan sangat erat maka terbentuklah
kromosom yang sangat tebal yang disebut kromosom politen. Sedangkan, proses
replikasi kromosom tanpa diikuti mitosis ini dikenal sebagai endomitosis.
Organisme
pada ordo diptera umumnya memiliki kromosom raksasa sehingga kromosom dari
organisme ini sering digunakan sebagai obyek percobaan. Pada percobaan
ini digunakan kromosom pada kelenjar ludah larva Chironomus sp. Kromosom
raksasa yang terdapat pada kelenjar ludah Chironomus sp. ini digunakan
sebagai obyek percobaan karena memiliki ukuran yang besar sehingga mudah untuk
diamati. Selain itu, karena struktur jaringan kelenjar ludah, maka pengambilan,
pengamatan, dan pembuatan preparat kromosom relatif mudah dilakukan.
Pada
kromosom politen terdapat pola pita terang dan gelap. Berdasarkan penelitian
mikroskopik, pita terang dan gelap ini disebabkan oleh perbedaan kerapatan
kromatin dalam kromosom. Kromatin pada pita gelap tersusun 10 kali lebih rapat
dari pada kromatin pada pita terang. Selain itu, terdapat pula heterokromatin
yang merupakan gabungan dari sentromer kromosom-kromosom yang ada di nukleus,
heterokromatin ini disebut sebagai kromosenter. Pada kromosom politen ada juga
puff, penebalan area kromosom karena gen pada kromosom tersebut tengah
mengalami transkripsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar